Translate

Selasa, 27 Agustus 2013

Berbuah.......

Entah sudah berapa kali pohon mangga yang memang sudah ada sejak awal di rumah kami ini berbuah. Di lihat dari postur dan kerut kulitnya, pohon ini telah berusia cukup tua. Paling tidak, perkiraanku, ia telah berumur lebih dari 20 tahun.
Bila buah mangga yang tidak kami ketahui jenisnya ini matang dari pohon, akan sangat manis rasanya. Sayang, kami harus berpacu dengan hewan lain, seperti codot dan hama, sehingga kami memanennya lebih awal. Setelah itu, biasanya kami masukkan dalam sebuah kardus. Dierami bak telur.
Kami pernah melakukannya satu dua kali mengerami. Hasilnya tidak bergitu bagus. Ada bagian yang matang, setengah matang, dan ada bagian yang terlalu matang dan cenderung busuk.
Semoga panen kali ini, bisa jauh lebih baik rasanya....


Jumat, 16 Agustus 2013

"Keluarga" Baru di Kebun Kami

Hari ini, kami mendapat kiriman "keluarga" baru dari seorang teman, yaitu lima buah pohon pisang siap tanam. Jenisnya pun berbeda-beda. Sayangnya aku tidak hafal jenis-jenis mereka. Katanya sich ada yang jenis "kepok", "sereh", dan "nangka". Wah bener nggak nya, sekali lagi, aku dan istri nggak paham. Toh bagi kami, dengan adanya tanaman pisang di rumah kami saja sudah membuat kami senang.

Tiga pohon kami tanam di media pot sedangkan dua lainnya kami tanam di pekarangan rumah, di sela-sela tanaman lainnya. Penanaman di media pot adalah eksperimen kami. Kami ingin tahu seperti apa bila pohon pisang di tanam di media tanam dalam pot. Kami yakin sudah banyak orang yang melakukannya. Bagi kami, ini adalah yang pertama kali lakukan. Mari kita lihat hasilnya beberapa bulan kemudian....





Sabtu, 10 Agustus 2013

Gagal mencapai Lembang, Bandung

Sekitar pukul 9.30 pagi kami berangkat dari daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan. Tujuannya adalah Lembang, Bandung. Niatnya, iseng-iseng jalan-jalan karena anak-anak dah pada bete di rumah terus, nggak pernah kemana-mana selain ke rumah mbahnya di Sunter, Jakarta Utara.
Perjalanan relatif lancar hingga mencapai rest area KM72 arah Bandung sebelum waktu dzuhur tiba. Setelah mengisi perut dengan makanan khas Sunda di warung Bu Haji Ciganea yang ada di rest area tersebut, kami pun segera menunaikan sholat dzuhur di masjid yang ada di seberang warung Bu Haji.

Sekitar pukul 12.30 kami melanjutkan perjalanan. Karena sasarannya adalah Lembang maka kami memilih jalur Subang. Alasannya: info di twiteer menyebutkan kalau jalanan di Bandung mulai padat oleh kendaraan. Dan jalan Sukajadi yang merupakan akses menuju Lembang dari arah Bandung telah sangat padat.

Hingga kota Subang jalanan relatif lancar. Namun setelah kota Subang, tepatnya di Jalan Raya Tambak, kondisi kendaraan mulai padat. Dan semakin menuju arah Lembang semakin padat bahkan cenderung tidak bergerak.
Setelah mencoba bersabar akhirnya kami menyerah setelah terlihat papan petunjuk jarak yang menyebutkan Lembang masih 17Km lagi!!!!! Gubraaak...........
Kami pun berbalik arah kembali ke Jakarta dengan perasaan kucewa....!

Kamis, 08 Agustus 2013

Puasa dan Lebaran 2013

Alhamdulillah kami kembali dipertemukan dengan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan yang suci. Dan alhamdulillah satu bulan penuh berpuasa pun dapat kami jalani. Hanya di kecil saja yang sama sekali belum mampu berpuasa. Semoga tahun depan ia bisa bergabung dengan kami untuk ikut semampunya menjalankan ibadah puasa.... Amiin.... Dan semoga pula kami masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk dapat bertemu kembali dengan bulan puasa di tahun yang akan datang. Amiin Yaa Rabbal'alamiin....

Puasa tahun ini aku lebih banyak disibukkan dengan kegiatan kantor yang memerlukan waktu dan tenaga yang lumayan. Saking banyaknya pekerjaan (karena dikejar deadline) hampir 2 minggu berturut-turut aku berbuka puasa di kantor bersama teman-teman kantor. Bahkan tidak jarang aku pulang saat larut menjelang.
Sedangkan istri dan anak-anak ku lebih banyak menghabiskan waktu berpuasa di rumah. Sesekali mereka melakukan iktikaf bersama teman-temannya.

Lebaran tahun ini jatuh pada hari kamis, 8 Agustus 2013. Hampir semua golongan dalam agama kami merayakan pada hari yang sama. Tanggal tersebut sekaligus mengingatkan kami pada hari berpulangnya bapakku tercinta. Memang ia tidak wafat persis pada tanggal tersebut. Beliau meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2006. Namun setiap masuk bulan Agustus, aku selalu teringat akan jasa-jasa beliau selama mendidik diriku. Dengan penuh ketelatenan dan sedikit "keras", beliaulah yang "memaksa" aku untuk menyenangi dunia hitung-menghitung yang akhirnya membuat aku menyukai matematika dan ilmu sepadan lainnya. Sungguh luar biasa perjuangan beliau!
Semoga Allah memberikan kelapangan dan keterangan kuburnya.... Dan semoga Allah memberikan tempat yang sangat layak di sana.... Amiin.....

Lebaran kali ini adalah lebaran pertama kami di rumah kami yang baru kami tempati sekitar 7 bulan. Meskipun dah selama itu kami tinggal di sini namun kami masih tidak mengenal banyak tetangga. Maklum lingkungan komplek rata-rata memang seperti itu. Kami hanya mengenal beberapa tetangga saja...
Oleh karenanya, saat kami selesai menunaikan sholat ied di masjid komplek, kami hanya menyambangi satu rumah saja yang berada di samping kiri kami. Tetangga yang sebenarnya lebih akrab dengan kami berada di bagian belakang rumah namun yang bersangkutan merayakan lebaran di kampung halaman tahun ini.

Selesai bersilaturahmi dengan tetangga dekat rumah kami segera meluncur ke komplek dinas lama kami yang berjarak kurang dari 2 km. Di sana masih tinggal beberapa kepala keluarga. Sayang tidak banyak yang juga dapat kami temui karena sebagian dari mereka tengah keluar rumah bersilaturahmi di tempat lain.
Dari komplek tersebut, dengan berboncengan sepeda motor, kami meluncur ke komplek yang lain yang jaraknya juga tidak terlalu jauh. Di sana tinggal mantan boz yang yang saat ini sudah memasuki masa pensiun. Beliaulah yang juga telah memberi warna dalam pola kerjaku dan juga sikap dalam bekerja. Banyak hal yang dapat kupelajari dari kepemimpinan beliau saat itu. Bahkan sebagian pola kerja ku banyak yang terilhami dari sosok beliau.

Kami tak bisa berlama-lama di rumah beliau karena kami juga harus segera menyambangi keluarga besarku yang ada di Sunter, Jakarta Utara. Jarak dari rumah ku ke sana lumayan jauh. Bila melalui jalan toll, rata-rata waktu tempuh sekitar 1 jam. Kami pun segera pamit dan pulang ke rumah.

Saat kami meninggalkan komplek, kemacetan langsung menghadang! Rupanya sebagian besar warga tengah melakukan perjalanan baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga mereka. Untuk menuju pintu gerbang toll yang biasanya hanya ditempuh kurang dari 20 menit, kali ini kami tempuh hampir 1 jam!
Di jalan toll pun sama saja! Dan mirip sekali dengan kepadatan lalu lintas di hari kerja biasa! Sungguh luar biasa ibukota ini. Dan, akhirnya, untuk mencapai Sunter waktu yang kami butuhkan adalah 2,5 jam! Huff....

Sore hari hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Namun tidak mengurangi semangat kami (aku dan keluarga besar) untuk mengunjungi kakak kandung Ibuku yang tinggal di pemukiman di Mangga Dua. Suasana seperti ini hanya bisa kami rasakan setahun sekali saja. Saat kami duduk dan bercengkerama di sana, rasanya seperti baru kemarin kami datang ke rumah nan mungil tersebut. Padahal hal itu kami lakukan saat lebaran tahun lalu!

Minal aidin wal faizin...........mohon maaf lahir dan batin......

Selasa, 18 Juni 2013

Kumpul....

Minggu siang 16 Juni 2013 rumah kami penuh dengan tawa canda. Selepas makan siang bersama anak-anak berlari-lari di dalam dan di luar rumah. Keceriaan nampak di wajah mereka. Maklum, kesempatan seperti ini jarang mereka rasakan.
Meski sebagian besar anak-anak sudah saling mengenal namun kebersamaan dalam canda ria sulit mereka dapatkan karena perbedaan jarak tempat tinggal di antara mereka.



Acara kumpul keluarga hari ini tidak didesain secara khusus. Awalnya, salah seorang kakakku memberi tahu bahwa salah seorang keponakan kami yang tinggal di negeri tetangga, Malaysia, sedang berlibur ke Jakarta. Mereka berencana untuk berkunjung ke Sunter, tempat tinggal orang tua kami.
Aku ditawari apakah mau bertemu atau tidak dengan keponakanku tersebut. Tentu saja kujawab mau! Sudah sangat lama aku tidak bersua dengan keponakanku tersebut. Terakhir melihatnya saat ia masih balita. Sejak ibunya berpisah dengan adikku (yang kini sudah almarhum), kami menjadi jarang bersua.

Spontan aku tawari saja bagaimana bila pertemuan dilakukan di rumahku. Aku berjanji akan menyajikan masakan sesuai pesanan mereka hehehe.
Kakakku kontan setuju. Ide bagus katanya. Kebetulan beberapa anggota keluarga yang lain memang sudah berencana untuk berkunjung ke rumah kami. Maka, jadilah kami berkumpul di hari minggu itu.

Minggu pagi aku masih menyempatkan bermain tenis bersama teman-teman sebagaimana biasanya. Sekitar jam 10 pagi aku kembali ke rumah. Sebelum mandi, kusempatkan untuk mengelap bodi mobil karena esok senin akan kupakai ke luar kota.
Saat kubersiap untuk mandi selepas mengelap mobil, terdengar suara klakson sepeda motor. Ternyata adikku dan keluarga kecilnya telah tiba di depan rumahku.
Selang tak lama kemudian, rombongan keluargaku dari Sunter pun tiba. Setelah menyapa mereka aku segera izin untuk mandi.

Satu jam kemudian rombongan ipar kami pun tiba dengan menggunakan taksi. Maka semakin ramailah isi rumah di siang hari itu. Masakan yang telah disiapkan oleh istriku segera saja kami santap bersama.
Dan selesai makan siang, kami pun bercengkrama....
Sebuah minggu yang indah....

Minggu, 09 Juni 2013

Kondisi terkini tanaman kami....


Semakin hari semakin terlihat hijau pekarangan kami. Sejak ditumbuhi rumput gajah mini yang mulai merebak, pekarangan yang sebelumnya nampak gersang kini hijau royo-royo. Pemandangan ini membuat sedap di pandang mata.
kelengkeng varietas diamond river
 
Beberapa tanaman yang kami tanam pun semakin terlihat subur. Pohon pucuk merah di sepanjang pagar sudah memulai meninggi. Dua pohon kelengkeng pemberian seorang sahabat yang kami tanam di pekarangan pun mulai tumbuh daun-daun barunya. Begitu pula dengan tanaman-tanaman lainnya.
Semuanya membuat suasana pekarangan benar-benar hijau!
kelengkeng varietas puanrai


Suasana ini membuat aku dan keluarga betah berlama-lama di pekarangan... Kami pun bertekad untuk menambah jenis tanaman di pekarangan tersebut, khususnya yang berada di dalam pot.
Entah sudah ada berapa puluh atau ratus tanaman yang ada di rumah kami....

Nyantai....

Setiap sabtu dan minggu pagi aku selalu menyempatkan diri bermain tenis lapangan bersama teman-teman alumni. Kegiatan ini sudah berlangsung hampir 3 tahun.
Selain untuk menggerakkan tubuh, kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi mingguan. Di sela-sela permainan, kami bisa bercanda tawa dan kadang membicarakan hal-hal yang ringan.
Kami sepakat untuk tidak membicarakan hal-hal berat, seperti pekerjaan kantor, selama kami berada di lapangan tenis.

Sabtu kemarin, selepas bermain tenis dan setelah tiba di rumah, kugunakan siang itu untuk nyantai di tepi kolam kecil. Siang itu kebetulan cuaca cerah dan tidak terlalu panas.
Setelah memberi makan kucing peliharaan kami, aku nongkrong di pinggir kolam sembari memberi makan ikan nila yang terlihat asyik berenang di sana kemari.


Kunikmati benar suasana siang itu. Rasa damai menghampiri perasaan dan pikiran ku. Tenang rasanya.
Tak lama kemudian, istriku ikut bergabung. Untuk menambah suasas rileks, ia membuatkan secangkir kopi hitam dan roti panggang sebagai kudapan.
Betapa nikmatnya siang itu......

Kamis, 06 Juni 2013

Syukuran alakadarnya untuk Mas Icud

Dua minggu lalu kami sedikit memaksakan untuk membuat acara syukuran yang dikemas dalam acara hakekahan untuk Mas Icud, putra kedua kami.
Sedikit memaksakan? Ya, karena kondisi keuangan yang sebenarnya sedang terbatas memaksa kami untuk mulai membenahi sisi pengeluaran rumah tangga. Namun, untuk acara yang satu ini kami pandang tidak ada salahnya bila dipaksakan.
Di samping karena memang kewajiban yang seharusnya kami tunaikan sejak belasan tahun lalu, juga karena kami memandang perlu melakukan syukuran khusus bagi putra kami tersebut.
Kebetulan, kami masih ada sisa dana hasil penarikan dana investasi pendidikan anak setelah dikurangi untuk pembelian dua buah sepeda motor.

Kami memesan dua ekor kambing yang tentu saja telah diolah dalam bentuk masakan. Sebagian berupa sate dan sebagian lagi berupa sop. Humm yummi.....!
Pengolahnya adalah seorang haji yang berprofesi sebagai penyedia masakan hakekah dan acara lainnya. Tinggalnya pun tidak jauh dari kediaman kami.


Hari itu, kami mengundang teman-teman Mas Icud untuk makan bersama di rumah kami. Namun hingga menjelang siang, belum nampak satu pun yang datang. Rupanya mereka masih kelelahan akibat nonbar (nonton bareng) pertandingan final liga champion di sekolah dini hari tadi.
Menjelang sore barulah mereka mulai berdatangan.

Sebagian masakan kami kemas dan kami bagikan ke rekan-rekan kami lainnya. Semoga saja niat dan kegiatan kami ini mendapatkan keberkahan dari Nya. Aamiin...

Minggu, 19 Mei 2013

Mempercantik Taman....

Akhirnya.....kami punya juga pekarangan dengan taman yang cantik. Cantik menurut pandangan kami, lho! Karena kalo dibandingkan dengan taman-taman cantik yang kami lihat di internet, taman kami tersebut nggak ada apa-apa nya!

Setelah beberapa minggu mengatur dan mendesain berdasarkan ide-ide spontan, kini pekarangan kami sudah mulai tampak hijau. Pekarangan yang sebelumnya didominasi oleh tanah liat berwarna merah kini telah terhampar rumput gajah mini di atasnya. Hamparan rumput ini menemani kolam mungil memanjang bagai selokan yang berada di sepanjang dinding samping rumah.
Di beberapa sudut pekarangan, ditumbuhi berbagai jenis tanaman hias. Ada tanaman hias yang memang baru di tanam dan selebihnya adalah tanaman hias lama milik kami. Tanaman dalam pot, kami tata di bagian sisi pekarangan. Beberapa tanaman pot lainnya kami letakkan di taman mungil dalam rumah.
Satu pohon klengkeng pemberian seorang sahabat dari Mataram dan sebuah pohon kedondong, kami geser untuk memberi ruang bagi tanaman hias. Sedangkan satu tanaman klengkeng lainnya, berada tetap ditempatnya.
Untuk menambah apik pekarangan tersebut, kami buat pula setapak "jalan batu". Fungsinya, selain untuk mempercantik taman, juga untuk refleksi telapak kaki.
  


Sabtu, 11 Mei 2013

Rumput Gajah Mini

Demi mendapatkan nuansa hijau pada lahan di halaman rumah kami, akhirnya kami putuskan untuk mengorek kembali tabungan yang jumlahnya sangat-sangat tipis.
Kali ini dana tersebut kami gunakan untuk mempercantik halaman dengan menanam rumput gajah mini. Semuanya demi mendapatkan nuasa hijau agar halaman semakin terlihat apik dan segar.

Penanaman rumput gajah mini ini memang sekuen berikutnya dari rencana yang telah dibuat. Setelah kolam ikan berbentuk selokan terbentuk, maka agar tanah liat yang ada di sisi kolam tersbeut tidak mengganggu pemandangan maka segera harus ditutupi dengan rumput.
Apalagi tanah tersebut begitu liat saat basah dan sangat keras saat kering. Hanya penanaman rumput yang dapat memberikan solusi keliatan dan kekerasan tanah tersebut.

Penanaman rumput kami serahkan kepada tukang kebun keliling yang menjadi langganan kami. Mereka juga yang membuat kolam ikan. Sebenarnya ada keinginan kami untuk menanamnya sendiri. Namun karena kami sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hal ini, maka dengan terpaksa kami hanya bisa menjadi mandor dan menyerahkan pekerjaan kepada orang lain.
Dan agar aku mengetahui cara kerja para tukang kebun tersebut, maka kuperhatikan dengan seksama bagaimana mereka mengerjakannnya.
Ya, siapa tau suatu saat aku bisa mengerjakannya sendiri. Entah untuk kebun di mana.... Yang pasti dengan melihat, aku mendapatkan banyak pengalaman dari pengamatan tersebut...

Kamis, 09 Mei 2013

Kolam Ikan Tipe Selokan

Keinginan kami memiliki kolam ikan dengan bentuk menyerupai selokan akhirnya terwujud. Dengan biaya kurang dari 5 juta, kolam yang memanjang di sepanjang sisi kanan dinding luar rumah ini telah terbentang.
Dibutuhkan waktu pengerjaan sekitar 6 hari oleh dua orang tukang penjual tanaman langganan kami.
Desainnya sangat-sangat sederhana. Bentuk selokan kami pilih karena bentuk ini rasanya yang paling pas buat kami untuk menambah keindahan halaman rumah.
Kini, masih ada satu pe-er kami dalam rangka mempercantik halaman, yaitu penanaman rumput gajah mini di atas lahan yang masih berupa gundukan tanah merah liat.
Tekad kami, halaman harus hijau! Dan penuh dengan berbagai jenis tanaman!

Kemarin kamis, kolam tersebut kami isi dengan 85 ekor ikan patin yang kami beli dari kios penjual ikan hias. Inginnya sich mengisi dengan ratusan ekon ikan. Tapi berhubung adanya cuma sebanyak itu, ya sudah hanya sejumlah itu yang bisa kami beli.
Agar tidak hanya satu jenis ikan, rencana kolam tersebut akan kami isi pula dengan ikan nila.
Aku tidak tahu apakah nila akan bisa bertahan di kolam yang airnya tidak mengalir?
Saat di Jogja aku pernah bereksperimen dengan ikan jenis ini untuk kolam yang tidak airnya tidak mengalir. Hasilnya, tidak bagus! Banyak yang mati. Hiks.
Dari tiga jenis ikan yang aku pelihara saat itu (Nila, Emas, dan Bawal) hanya bawal yang mampu bertahan....

Aku juga sedang mencari informasi dimana tempat penjual ikan bawal. Bila ada, tentu akan kuisi juga kolam tersebut dengan ikan berbentuk pipih tersebut.

Selasa, 07 Mei 2013

2 Mei (2013) yang Manis dan Pahit.........

Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran anak kedua kami. M. Irsyad Khoiri Salim. Usianya kini 14 tahun. Kami tidak merayakan apa-apa untuk tanggal istimewanya ini. Sekedar ucapan selamat saja yang kami berikan di pagi hari.
Pagi itu ia ku cium pipinya dan kupeluk seraya memberikan ucapan selamat ulang tahun. Kubisikan di telinganya, "hadiahnya besok-besok ya Mas...."
Ia hanya tersenyum membalas kata-kataku.

Siang harinya, aku izin keluar kantor untuk menuju bank Mandiri terdekat dari kantorku. Tujuannya adalah melakukan penarikan dana investasi yang aku simpan di sebuah lembaga asuransi yang bekerja sama dengan sebuah bank pemerintah.
Di sana aku dilayani oleh seorang financial advisor. Segera kuberikan identitasku. Tak lama ia menginformasikan bahwa kedua polis yang aku sodorkan bernilai 26 juta lebih, masing-masing!
Alhamdulillah..............dengan hanya membayar 250ribuan per orang per bulan, nilainya menjadi sebesar itu setelah 6 tahun lebih. Apalagi ada tanggungan kesehatan pula di sana.
Kalau nabung sendiri sebesar itu, rasanya uang tersebut tidak akan pernah bisa terkumpul. Maklum, pasti ada saja kebutuhan yang "memaksa" kami mengambil uang tersebut hehehehe..

Ketika ditanya berapa dana yang akan kuambil? Spontan kujawab 20juta, masing-masing.
Tidak butuh lama untuk memproses administrasi penarikan dana. Yang lama adalah waktu pencairannya. Dibutuhkan waktu paling lama 7 hari katanya. Hiks!
Ya sudah, mau diapain lagi!

Niatku mengambil dana tersebut adalah membeli sebuah sepeda motor baru untuk anakku yang hari ini berulang tahun. Sisanya akan kupakai untuk membiayai anak pertamaku yang akan masuk keperguruan tinggi tahun ini....
Itulah kisah manis di hari ini...

Siang hari, ba'da sholat dzuhur, istriku mengirim sebuah pesan singkat via bebe. Isinya: pahit!
Ia mengabarkan bahwa anak keduaku telah di tipu di jalan dan motor yang dikendarainya berhasil dibawa orang yang menipunya! Gubrakkkk!!!
Saat itu ia akan menuju rumah kawannya. Apes....! Huh...bener-bener apes!!!
Ini adalah kisah ke tiga kalinya ia menghilangkan barang! Ia pernah tertipu mirip seperti hari ini. Sebuah sepeda polygon melayang berpindah tangan! Kedua, sebuah sepeda merek yang sama kembali hilang! Kali ini bukan karena ditipu tetapi karena ia memarkirkan sepeda tersebut tanpa dikunci di depan sebuah warnet! Sungguh ceroboh!!!! Dikiranya semua orang punya hati yang baik. Yang tidak akan mengambil barang yang bukan miliknya, kali??!!!!
Padahal aku sudah memberikan sebuah rantai dan kunci gembok untuk mengunci sepeda tersebut.
Hari itu ia tidak membawa rantai maupun kunci gembok. Huh dasar ceroboh!!!

Kejadian di atas adalah kejadian dua tahun lalu kalau tidak salah. Saat itu postur tubuhnya masih mungil dan masih terlihat sebagai seorang anak kecil.
Lah kalau sekarang ia sudah terlihat lebih dewasa. Bahkan tinggi badannya sudah melebihi diriku.
Dengan postur seperti itu ternyata ia tetap saja masih bisa dibohongi orang!!! (tepok jidat)

Mendengar kejadian tersebut spontan aku marah besar, mengingat ini adalah kejadian ketiga kalinya ia menghilangkan sebuah barang!!!
Meskipun aku agak lega karena ia tidak diapa-apakan oleh si penipu. Dan juga motor tersebut di asuransikan!
Bagiku tetap saja ini adalah kesalahan besar yang tidak boleh terulang lagi!
Aku pun memberikan peringatan padanya bahwa ia aku hukum tidak boleh membawa motor selama satu tahun!!!!

Kisah sedih ternyata masih berlanjut! Sejak siang hingga sore aku berkomunikasi via bebe dengan seorang kawanku yang menjadi sales agent asuransi.
Setelah bercakap-cakap cukup intens akhirnya didapati kesimpulan bahwa polis asuransi motor tersebut tidak bisa di klaim! Alasannya karena si pengendara, saat terjadinya kehilangan, tidak atau belum memiliki SIM...!!! Gubraakkkkkkkkkkkkkkk...........!!!
Kecewa berat aku dengan kondisi tersebut! Rasa marahpun muncul. Aku tidak akan menggunakan jasa asuransi tersebut lagi....!!

Keesokan harinya, aku merenungi kembali kejadian tersebut. Aku harus instropeksi diri. Aku harus mengambil hikmah dari kejadian ini.
Dan kembali belajar tentang ikhlas....!!!!

Senin, 29 April 2013

Nanem.....nanem.....nanem........

Memelihara dan menanam pohon telah kami lakukan sejak tahun 2005-2006. Pohon-pohon yang ditanam masih sebatas pohon hias dan dilakukan pada media tanam berupa pot.
Sejak dulu aku dan istri memang bercita-cita ingin memiliki tanaman yang banyak di rumah. Selain untuk melepas kepenatan juga untuk membuat hijau sekitar rumah.
Tiap kali kami melihat sebuah rumah yang rimbun oleh pepohonan, iri rasanya. Meskipun rumah yang kami lihat itu cuma ada di tayangan televisi.
Pokoknya, kami niat: kalau sudah punya rumah sendiri, kami akan hiasi dengan banyak tanaman.


Karena tugasku yang selalu berpindah dari satu kota ke kota lain, keinginan tersebut baru terwujud di tahun 2006. Saat itu aku masih tinggal di kediaman orang tuaku di Sunter, Jakarta Utara.
Meski masih sebatas tanaman dalam pot dan jumlahnya pun terbatas, kami cukup puas telah memilikinya.
Aku masih ingat. Saat aku ngajar audit di Selabintana, hampir seluruh honor ngajarku aku belikan berbagai tanaman hias. Mobil kijang yang ku bawa, full berisi berbagai tanaman. Bahkan di jok depan sekalipun berisi tanaman hehehehehe.
Hal yang sama terulang kembali tahun lalu. Saat itu aku ngajar kembali di sana. Istri dan anak bungsu kami ku ajak ke sana.
Selesai ngajar dan saat akan kembali ke Jakarta, aku terkaget-kaget karena ternyata istriku berbelanja berbagai tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Full satu mobil! (tepokjidat)

Sejak kami tinggal di rumah dinas tahun 2008, kami memang mulai mengoleksi berbagai jenis tanaman. Dari tanaman hias hingga tanaman buah.
Jujur, kami hanya senang menanam dan tidak tahu seluruh jenis tanaman yang ditanam.
Pokoknya pohon! Titik!

Kemarin, minggu 28 April 2013, aku mendapat kiriman 4 buah pohon kelenkeng dari seorang sahabatku yang sedang bertugas di Mataram. Ke empat pohon tersebut dari varietas yang berbeda.
Varietas: Pingpong, Diamond River, Aroma Durian, dan Puangrai.
Dua varietas kami tanam di media tanah yang memang sudah kami siapkan. Dua lainnya kami tanam di media pot besar.
Semoga saja tanaman-tanaman tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi di rumah ini.


Kamis, 18 April 2013

Banjiirrr lagiiiii (kali ini luar biasa!)

Ini adalah kali ketiga banjir melanda pemukiman sejak kami mulai menempati rumah. Sebenarnya kami biasa saja menanggapi datangnya banjir. Mengingat, pemukiman tempat tinggal kami memang terkenal langganan banjir.
Hanya saja banjir kali ini lebih hebat dari banjir pertama dan kedua. Bila banjir sebelumnya hanya sedalam sekitar 20cm di jalan depan rumah, maka kali ini mencapai 40cm lebih.
Bahkan air sudah mulai menaiki carpot rumah yang posisinya lebih tinggi dari jalan.
Apa boleh buat, semua kami nikmati saja.

Yang membuat aku sedih adalah karena seharusnya anak pertamaku sore ini berada di sekolahnya untuk bertamasya menuju kota gudeg Jogjakarta. Ini adalah acara akhir masa sekolah yang sudah dirancang oleh sekolah sejak awal.
Melalui pesan singkat di bebe aku hanya bisa menyampaikan bahwa mungkin Allah telah memiliki rencana untuknya atas musibah banjir ini.
Ia dan beberapa rekannya memang tidak bisa menuju ke sekolah karena banjir sedang melanda Jakarta dan sekitarnya.

Ya, melalui akun twiter aku memantau kondisi jalan-jalan atau area di sekitar ibukota. Beberapa info yang masuk menyebutkan bahwa Jakarta mulai lumpuh. Selain karena banjir tentu saja juga karena dampak ikutannya yang sudah lazim: macet!!!
Di beberapa lokasi di sekitar pemukiman kami juga tergenang air. Termasuk di jalan-jalan utama Bintaro Jaya.


Jumat, 12 April 2013

Lost.....kucing!

Sudah lama kami sekeluarga memelihara kucing. Sejak tinggal bersama orang tuaku di sunter, kami sudah senang memelihara binatang imut tersebut.
Bahkan ada beberapa kucing yang kami pelihara sejak dilahirkan hingga ajalnya tiba.

Ketika tinggal di rumah dinas beberapa tahun lalu pun kami memelihara kucing.
Umumnya memang kucing liar yang datang ke rumah. Mereka kami beri makan makanan kucing instan sebuah produk yang dijual di supermarket.
Ada beberapa kucing yang kami ambil dari jalan atau semak-semak dekat rumah. Kami tidak tega bila menemukan kucing kecil yang telantarkan.
Kami akan coba rawat mereka sebisanya. Memang tidak semuanya bisa bertahan hingga besar.
Biasanya, dari 4 ekor kucing, hanya satu yang mampu hidup hingga dewasa dan bahkan hingga berkembang biak.

Kami juga pernah memelihara dua ekor kucing angora blasteran. Hanya setahun kami memeliharanya.
Ternyata kami tidak bakat memelihara kucing "bagus".
Keduanya kini telah berpindah tangan ke keluarga pencinta kucing.

Saat kami pindah rumah, ada seekor kucing dengan dua ekor anaknya yang kami bawa. Kami tidak tega meninggalkan begitu saja kucing tersebut karena si anak kucing masih sangat kecil.
Mereka bertiga kami rawat semampunya.
Selain tiga kucing tersebut, sebenarnya ada 3 kucing lagi yang selama ini kami rawat. Ketiga sudah sangat besar sehingga kami berani meninggalkannya.
Alasannya mereka bertiga sudah terbiasa mencari makan di tempat lain selain di rumah kami.

Dua minggu setelah kami tinggalkan, aku kaget saat mengetahui satu di antara tiga kucing tersebut datang kembali ke rumah kami yang lama. Saat itu aku dan istri datang kembali ke rumah dinas untuk bersih-bersih.
Yang membuat kami kaget karena kucing tersebut terlihat kurus.
Tanpa pikir panjang kucing tersebut kami bawa ke rumah kami yang baru.

Lucunya, saat kami bawa ke rumah, kucing yang sudah ada di rumah menolak kehadiran kucing yang kami bawa tersebut. Padahal selama ini mereka rukun-rukun saja saat berada di rumah dinas.
Butuh waktu lama untuk merukunkan mereka kembali.
Aku cukup terheran, bagaimana bisa seekor kucing tidak mengenal temannya sendiri dalam waktu yang relatif singkat.
Mungkin kah hal itu bagian dari fitrah seekor kucing?
Hanya Allah yang Maha Tahu...

Dua hari lalu, dua ekor kucing kami tidak terlihat di rumah sejak siang hari.
Kami baru menyadarinya sore hari.
Kedua ekor kucing itu adalah si Ibu dan seekor anaknya.
Hingga hari ini kami tidak tahu mereka berada di mana atau kemana.
Dugaan kami, ada yang mengambilnya saat mereka bermain ke luar pagar.
Semoga saja dugaan kami benar dan keduanya dirawat dengan baik.
Bukan karena tertabrak kendaraan dan mati

Yang membuat kami kadang bersedih adalah karena si ibu kucing mempunyai dua anak. Dan kini seorang anaknya tertinggal di rumah kami.
Si anak ini memang sudah bisa makan sendiri. Namun ia terlihat belum mandiri.
Selama ini aku perhatikan ia selalu tidur berada di sebelah si ibu dan saudaranya.

Dua hari ini ia selalu mengeong seolah mencari keberadaan si ibu dan saudaranya.
Tak ada yang bisa kami lakukan saat ini untuk mempertemukan mereka kembali.
Inilah takdir baginya. Ia harus bisa mandiri hingga dewasa kelak.

Resmi di agunkan!

Senin sore lalu (8 April 2013) aku dan istri menandatangani berbagai dokumen yang terkait dengan pengagunan rumah kami untuk modal usaha perusahaan sahabatku.
Penandatanganan dilakukan di rumah sahabatku dihadapan notaris dan pihak bank.

Kami hanya bisa pasrah demi kelangsungan usaha sahabat kami.
Ia lah yang telah membantuku mewujudkan berdirinya rumah ini. Dari membantu pelaksanaan konstruksinya hingga membantu finansial.
Yup, itung-itung "balas budi" atas apa yang telah ia berikan pada kami.

Kami percaya ia akan menggunakan dana tersebut sebaik mungkin terkait berbagai usaha yang dilakukannya.
Aku percaya ia pun akan berusaha untuk tidak ngemplang pembayaran cicilannya.

Yah, semoga saja apa yang kami lakukan tidak sia-sia. Dan usaha yang sedang dijalankan temanku itu berjalan dengan lancar.
Siapa tau aku bisa kebagian rezeki juga bila usahanya lancar hehehehe....

Sabtu, 06 April 2013

Banjiirrrr.....

Belum genap dua bulan tinggal di wilayah ini, kami sudah disuguhkan banjir di depan rumah sebanyak dua kali. Banjirnya sich cuma "numpang lewat" aja di jalanan depan rumah.
Tapi meski numpang lewat, volume airnya lumayan besar cuy!
Bahkan derasnya air yang mengalir ke arah utara dah mirip sungai wkwkwkwk.....

Banjir adalah hal yang biasa di tempat baru kami ini. Aku sendiri sadar sesadar sadarnya saat membeli tanah dan rumah (lama) di sini.
Itulah yang menjadikan harga yang aku bayarkan relatif murah di bandingkan dengan wilayah sekitar yang bebas banjir.
Aku cukup membayar kurang dari separuh nilai NJOP yang tertera dalam akta jual beli dan struk Pajak Bumi Bangunan.

Meski daerah banjir, yang membuatku memutuskan untuk membelinya adalah luas tanah dan posisi!
Tanah yang kubeli berada di hook dan di pinggir jalan masuk komplek.
Luasnya pun lumayan lah buat ku: 285m2.
Selain itu, karena aku sendiri sudah merasa menjadi bagian dari wilayah JM ini.
Maklum aku sudah mengenal wilayah ini sejak 1989.

Untuk "mengatasi" banjir, yang bisa kulakukan hanyalah satu: meninggikan lahan yang kumiliki.
Karena ketinggian banjir di jalan masuk komplek rata-rata sekitar 40-an sentimeter maka saat aku merenovasi bangunan, lahan tersebut aku tinggikan sekitar 1,4 meter dari level dasar.
Level dasar adalah level akses jalan masuk komplek.

Tentu saja aku tidak meninggikan lahan rumahku setinggi itu. Karena lahan yang ada saat itu levelnya sudah lebih tinggi dari akses jalan komplek.
Aku cukup menambah ketinggian sekitar 1 meteran, rata-rata.

Nah, kembali ke banjir.
Saat banjir melanda komplek kami minggu lalu, aku dan keluarga memandangi arus air yang lumayan deras yang mengalir di atas jalan komplek.
Beberapa kendaraan roda dua yang mencoba nekad melintasi jalan tersebut.
Ada yang berhasil dan ada juga yang gagal alias mogok.
Duh kasian banget deh yang motornya mogok!

Ketinggian air memang juga lumayan lho.
Sebagai gambaran, saat sebuah becak melintas, airnya hampir mengenai tempat duduk penumpang.
Itupun sang pengemudi becak hanya bisa mendorongnya.
Tak mungkin ia kayuh.

Banjir kedua yang melanda terjadi hari kamis kemarin.
Banjir biasanya akan terjadi bila curah hujan di sekitar kami dan di wilayah selatan cukup tinggi.
Katakanlah, bila hujan deras berlangsung selama 3 jam nonstop, maka peluang terjadinya banjir cukup tinggi.

Komplek terkena banjir selain karena berada di leveling yang lebih rendah dari jalan raya utama juga karena komplek kami dilintasi sebuah anak sungai.
Lebar anak sungai hanya sekitar 2 meteran lebih sedikit.
Akibatnya bila terdapat "kiriman" air dari arah selatan dan anak sungai tersebut tidak mampu menampung lagi, maka dipastikan air akan luber ke jalan masuk komplek.
Sebenarnya yang terjadi adalah: si air mencari jalan sendiri menuju arah utara hehehe.

Dan bila hujan mereda, maka sekitar 2-4 jam kemudian akses jalan komplek pun normal kembali.
Lantas bagaimana kalau banjir tersebut terjadi saat di pagi atau sore hari?
Saat aku harus ke kantor dan anak-anak harus ke sekolah?
Saat aku pulang dari kantor dan anak-anak pulang dari sekolah?

Aku tidak perlu khawatir akan hal ini.
Yang pasti rumah tidak akan kerendam. (kecuali kalau ketinggian air 2 meter! hehehe)
Selain itu, ada beberapa akses menuju tetangga komplek yang kontur tanahnya lebih tinggi.
Jadi, aku dan keluarga bisa menggunakan akses tersebut.
Aman.....

Selasa, 26 Maret 2013

Rumah Diagunkan..... Huff.....

Menjelang pukul empat sore (selasa, 26-3-13), hape ku berbunyi. Nama seorang sahabat yang sekaligus sebagai mitra bisnisku selama ini muncul di layar hape. "Sori boz, gw lagi rapat. Mending bbm-an aja ya", jawab ku pelan setelah menekan tombol hijau di hape tersebut.
"Ok!", terdengar jawaban singkat dari ujung telpon.
Setelah itu, kami ber-bbm-an. Membahas rencana pertemuan malam ini dengan pihak bank Mandiri terkait dengan pengajuan pinjaman untuk modal kerja perusahaan yang kami kelola.
*
Rapat siang hingga sore itu yang aku lakukan di kantor regulerku membahas rencana kami untuk melaksanakan asesmen bagi para pegawai pelaksana Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tanjung Priok DJBC. Jumlah pegawai yang akan di-ases sebanyak hampir seribu orang.
Ini adalah rapat ketiga kalinya untuk mempersiapkan hajatan besar tersebut. Kebetulan saat ini aku sedang membawahi assessment center. Sebuah tugas yang tidak ringan karena sangat mempengaruhi nasib seseorang dalam karir maupun pengembangan dirinya di organisasi.
*
Selepas magrib, aku meluncur ke daerah Blok M sesuai janjianku dengan sahabatku tadi sore. Aku memilih parkir di pelataran Blok M Square. Dari sana aku cukup jalan kaki menyeberangi jalan Melawai menuju kantor Bank Mandiri Cabang Melawai yang berada di sisi Timur Hotel Melawai II.
Cara itu aku tempuh untuk menghindari kemacetan yang lumayan parah di sekitar daerah tersebut pada jam pulang kantor seperti itu.
*
Tiba di depan kantor bank Mandiri aku tidak langsung masuk ke gedung tersebut. Sesuai pesan di bbm yang aku baca saat parkir di Blok M Square, temanku sudah menunggu di Warung Berkah, warung fenomenal yang menjual ayam kampung goreng. Letak warung ini tidak jauh dari gedung kantor bank Mandiri. Ia berada di bagian belakang gedung tersebut.
Space warung tersebut sangat imut. Maksudnya, nggak terlalu besar. Tapi pengunjungnya luar biasa full. Kabarnya hampir tidak pernah sepi pengunjung tiap malamnya.
Hal kontras terjadi dengan warung-warung lainnya yang berada di sekitar warung berkah tersebut yang umumnya berupa warung tenda. Biasanya mereka baru akan ramai menjelang tengah malam.
*
Malam itu aku menu pesan standar: ayam goreng setengah! Berupa potongan setengah ayam goreng. Minuman yang kupesan pun standar: air jeruk hangat!
Ini adalah kunjunganku kedua kalinya di warung tersebut. Sebelumnya, bulan lalu aku datang ke warung tersebut atas undangan seorang senior yang bekerja di Bappenas. Ia seorang pejabat eselon II.
Saat itu, seniorku menceritakan tentang "kehebatan" warung tersebut. Ia bisa secara detail menceritakan kisah perjalanan warung tersebut di era 80-an yang awalnya berupa warung tenda hingga menjadi warung permanen.
*
Selesai makan yang membuat tubuhku penuh dengan peluh, kami berdua berjalan menuju gedung kantor bank Mandiri. Di sana kami disambut dengan petugas bagian kredit yang masih bekerja lembur.
Saat kutanya, "kok belum pulang, Pak?" Pak Gunawan, si petugas tersebut, spontan menjawab, "sudah biasa Pak. Saya biasa pulang jam 9 malam."
Malam itu di ruangan kecil yang sejuk karena semburan AC, kami membahas banyak hal terkait usulan pinjaman yang kami ajukan untuk modal kerja.
Banyak sekali dokumen yang harus kami tanda tangani. Diantaranya adalah pengagunan rumah yang saat ini aku tempati dalam pengajuan kredit tersebut! Huff...
Hal ini sesuai janjiku kepada mitraku tersebut yang selama ini membantu sepenuhnya dalam perealisasian pembangunan rumah di Jumper!
Smoga, perjuangan kami tidak ada sia-sia. Smoga kami mampu membayar cicilan dengan lancar. Smoga usaha yang kami jalani semakin membesar...
Ammiinn.....Aamiiin.....yaa Robbal a'lamiin......
***

Minggu, 17 Maret 2013

Sowan ke Tetangga

Tadi malam, selepas Isya, kami sekeluarga sowan ke tetangga dekat.
Hari ini adalah minggu ketiga kami tinggal di komplek Jumper. Namun ya baru kali inilah kami bisa sowan ke beberapa rumah tetangga di sekitar rumah kami.
Alasannya, bebenah rumah sudah hampir rampung. Selain itu, kami harus mencari dana terlebih dahulu untuk sekedar memberi sedikit buah tangah kepada para tetangga. Sekadar untuk pantas-pantasan. Bila tidak, kami khawatir dikira pelit hehehehe.
"Masa' rumah besar kok nggak bawa apa-apa...!"
Huks maaf, bukannya zuudzon lho... Tapi kok kayaknya nggak pantes aja dateng ke rumag tetangga dengan bekal tangan kosong :-)
Rumah besar tidak berarti banyak duit kan? Lah wong bisa bikin rumah besar berakibat hutang besar juga kok! Hiks. Malah kondisi keuangan kami saat ini sedang berada di titik nadir... :(
*
Jam 20 lewat, dengan membawa 13 boks plastik berisi kue yang dikemas dalam tas plastik merah, kami berlima menuju beberapa rumah di sebelah kami.
Dari beberapa rumah yang kami kunjungi hanya satu rumah saja kami singgah ke dalam rumah tersebut yaitu yang tepat berada di samping kiri kami.
Selebihnya kami hanya berbincang singkat melalui pintu pagar. Yup sekedar memperkenalkan diri kami kepada mereka. Dan itu sudah cukup bagi kami.
Ada sedikit yang membuat malu diriku. Tetangga sebelah rumah sudah tau nama ku, tapi aku malah belum tau nama mereka.
Satu kali saat masih baru pindahan, aku pernah menyapa si bapak tersebut dan menyebutkan namaku. Aku sempat bertanya nama si bapak dan iapun segera menyebutkan namanya.
Saat ini aku lupa sama sekali nama si bapak...! adoh malunya.....
*
Tidak semua rumah berhasil kami berikan boks berisi kue yang kami bawa.
Ada beberapa rumah yang nampak kosong.
Ada dua kemungkinan: penghuninya sedang pergi ke luar rumah atau sang penghuni sudah terlelap.
Walhasil, hanya 9 boks saja yang berhasil kami kirimkan ke para tetangga dari 13 yang kami targetkan.
Hanya 13 boks? Yak, hanya 13 boks!
Karena hanya rumah terdekat saja yang kami "incar". Yang agak jauh tidak. Apalagi kalau harus satu komplek. Nggak cukup dananya! hehehehhe
*

Sabtu, 16 Maret 2013

Pindah Rumah

Sudah 3 minggu ini kami menempati rumah milik kami sendiri. Sebelumnya, lebih dari 4 tahun menumpang tinggal di rumdin alias rumah dinas milik kantor. Sebelumnya lagi, lebih banyak berprofesi sebagai kontraktor  alias ngontrak rumah (karena selalu berpindah-pindah tugas dari satu kota ke kota lain). Pernah juga sich tinggal di ortu mansion alias rumah orang tua.
Tinggal di rumah sendiri tentu saja terasa menyenangkan. Meskipun untuk mewujudkannya banyak menguras sumber daya (terutama sumber daya duit) dan meningkatkan faktor debt financing!!!
Hidupnya pun harus berhemat keras untuk beberapa bulan ke depan karena bener-bener diwajibkan untuk semakin melakukan tight money policy! Why? Karena tahun ini adalah tahun kucuran dana ke sumber-sumber pengeluaran secara full. Anak yang pertama akan masuk ke level university, yang kedua masuk ke level SMA, dan di bungsu masuk ke level SD. Semuanya terjadi tahun ini! Wakkkss....!!!
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gubuk tersebut adalah satu tahun! Upss jangan terus mengira bahwa rumahnya besar atau mewah ya.... Lamanya proses penyelesaian gubuk tersebut karena aliran dana yang tersendat-sendat. Maklum, ketersediaan dana sangat bergantung pada kucuran dari pihak kreditur. Paling tidak 4 bulan lebih pengerjaan gubuk tersebut sempat mangkrak! Bila semua sumber daya lancar, seharusnya pelaksanaan pekerjaan paling lama adalah 6 bulan saja.
Dilihat sepintas dari samping, gubuk tersebut terasa beusaar......! Nop! Salah besar Dud! Don't judge the book by its cover! Gubug tersebut sebenarnya kecil saja. Karena di bagian belakang gubuk adalah lahan kosong hingga ke bagian atas (void). Makanya ada sensasi tersendiri saat hujan turun. Rintik hujan langsung menghujam ke dalam rumah. Bila di berada di anak tangga, maka kita bisa bermain hujan di sana wkwkwkwkwk. Dinding samping memang dibuat hampir habis ke belakang. Tetapi di bagian tengah tidak demikian. Inilah ciri tipe minimalis kata temen arsitek yang mendesain gubuk ini.
Smoga saja kami betah berada di sini. Dan aman serta nyaman. Mudah-mudahan juga tidak diusir oleh bank karena tidak mampu membayar pinjaman dan bunga sebagai dampak mengagunkan gubuk tersebut untuk modal usaha perusahaan yang membangunnya.....

Jurangmangu Barat, 16 Maret 2013
Gubuk, desained by Rully (arsitek), built by PT Surya Majapahit