Translate

Jumat, 12 April 2013

Lost.....kucing!

Sudah lama kami sekeluarga memelihara kucing. Sejak tinggal bersama orang tuaku di sunter, kami sudah senang memelihara binatang imut tersebut.
Bahkan ada beberapa kucing yang kami pelihara sejak dilahirkan hingga ajalnya tiba.

Ketika tinggal di rumah dinas beberapa tahun lalu pun kami memelihara kucing.
Umumnya memang kucing liar yang datang ke rumah. Mereka kami beri makan makanan kucing instan sebuah produk yang dijual di supermarket.
Ada beberapa kucing yang kami ambil dari jalan atau semak-semak dekat rumah. Kami tidak tega bila menemukan kucing kecil yang telantarkan.
Kami akan coba rawat mereka sebisanya. Memang tidak semuanya bisa bertahan hingga besar.
Biasanya, dari 4 ekor kucing, hanya satu yang mampu hidup hingga dewasa dan bahkan hingga berkembang biak.

Kami juga pernah memelihara dua ekor kucing angora blasteran. Hanya setahun kami memeliharanya.
Ternyata kami tidak bakat memelihara kucing "bagus".
Keduanya kini telah berpindah tangan ke keluarga pencinta kucing.

Saat kami pindah rumah, ada seekor kucing dengan dua ekor anaknya yang kami bawa. Kami tidak tega meninggalkan begitu saja kucing tersebut karena si anak kucing masih sangat kecil.
Mereka bertiga kami rawat semampunya.
Selain tiga kucing tersebut, sebenarnya ada 3 kucing lagi yang selama ini kami rawat. Ketiga sudah sangat besar sehingga kami berani meninggalkannya.
Alasannya mereka bertiga sudah terbiasa mencari makan di tempat lain selain di rumah kami.

Dua minggu setelah kami tinggalkan, aku kaget saat mengetahui satu di antara tiga kucing tersebut datang kembali ke rumah kami yang lama. Saat itu aku dan istri datang kembali ke rumah dinas untuk bersih-bersih.
Yang membuat kami kaget karena kucing tersebut terlihat kurus.
Tanpa pikir panjang kucing tersebut kami bawa ke rumah kami yang baru.

Lucunya, saat kami bawa ke rumah, kucing yang sudah ada di rumah menolak kehadiran kucing yang kami bawa tersebut. Padahal selama ini mereka rukun-rukun saja saat berada di rumah dinas.
Butuh waktu lama untuk merukunkan mereka kembali.
Aku cukup terheran, bagaimana bisa seekor kucing tidak mengenal temannya sendiri dalam waktu yang relatif singkat.
Mungkin kah hal itu bagian dari fitrah seekor kucing?
Hanya Allah yang Maha Tahu...

Dua hari lalu, dua ekor kucing kami tidak terlihat di rumah sejak siang hari.
Kami baru menyadarinya sore hari.
Kedua ekor kucing itu adalah si Ibu dan seekor anaknya.
Hingga hari ini kami tidak tahu mereka berada di mana atau kemana.
Dugaan kami, ada yang mengambilnya saat mereka bermain ke luar pagar.
Semoga saja dugaan kami benar dan keduanya dirawat dengan baik.
Bukan karena tertabrak kendaraan dan mati

Yang membuat kami kadang bersedih adalah karena si ibu kucing mempunyai dua anak. Dan kini seorang anaknya tertinggal di rumah kami.
Si anak ini memang sudah bisa makan sendiri. Namun ia terlihat belum mandiri.
Selama ini aku perhatikan ia selalu tidur berada di sebelah si ibu dan saudaranya.

Dua hari ini ia selalu mengeong seolah mencari keberadaan si ibu dan saudaranya.
Tak ada yang bisa kami lakukan saat ini untuk mempertemukan mereka kembali.
Inilah takdir baginya. Ia harus bisa mandiri hingga dewasa kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar